Senin, 30 Desember 2013

Hak dan Kewajiban Konsumen

Hak konsumen diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen Pasal 4. Berikut ini dikutip hak-hak konsumen tersebut.
Hak konsumen :
  1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan atau/jasa.
  2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
  3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mnenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.
  4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan \/atau jasa yang digunakan.
  5. Hak untuk mendapat advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
  6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
  7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
  8. Hak untuk mendapat kompensasi, ganti rugi dan/atau pengantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
  9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Dari apa yang dipaparkan dalam undang-undang tentang perlindungan konsumen, betapa besar dan luasnya hak-hak yang seharusnya  diketahui dan dipahami oleh setiap konsumen. Namun sejauh manakah hak-hak tersebut telah diperoleh setiap konsumen, masih jauh dari harapan.
Sedangkan kewajiban konsumen adalah sebagi berikut :
  1. Membaca atau mengetahui petunjuk informasi dan prosedur pemakaian.
  2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa.
  3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.
  4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.
 Kewajiban ini sangat baik apabila dijalankan oleh setiap konsumen. Namun konsumen perlu mengetahui tentang hak-hak dan kewajibannya. Pada hakikatnya perlu disadari bahwa resiko selalu ada pada konsumen. Oleh karena itu, tindakan hati-hati, waspada dan cermat sebelum membeli sangatlah dianjurkan.

Minggu, 29 Desember 2013

Pengelolaan Keuangan Masa Tua



Pada tahap ini umumnya perekonomian keluarga telah mencapai atau melewati puncak kemapanan. Hal ini terlihat sebagian anak-anak dalam keluarga telah menyelesaikan pendidikannya, cicilan rumah telah lunas, dan sebagainya.
Kebutuhan keuangan tidak terhenti pada tahap ini, karena kebutuhan dana untuk kesehatan dan dana pensiun masih tinggi. Selain itu, kebutuhan dan keinginan untuk berinvestasi juga masih tinggi. Hal ini disebabkan telah tersedianya dana tabungan yang dapat diinvestasikan agar memberikan hasil yang lebih baik untuk keperluan pensiun, menambah dana pendidikan anak, dan mungkin untuk menyediakan bekal atau hadiah untuk anak yang akan mendekati usia pernikahan.
Produk-produk keuangan seperti tabungan, deposito bank, reksadana dan asuransi unitlink merupakan portofolio investasi yang dapat dipilih. Di usia pensiun, mereka dapat memilih instrumen investasi dengan risiko lebih rendah seperti deposito bank dan portofolio investasi berisi obligasi dan dana pasar uang dengan komposisi saham yang tidak terlalu besar (dana campuran).
Produk asuransi kesehatan diperlukan karena dengan menuanya usia seseorang, risiko penyakit kritis lebih besar ketimbang usia lebih muda. Produk asuransi kematian diperlukan untuk dapat menyediakan warisan berbentuk tunai bagi keluarga yang ditinggalkan.
Produk keuangan yang mungkin dibutuhkan pada tahapan ini adalah :
 
Tahapan
Produk keuangan
Masa tua awal
  • Tabungan, deposito,
  • Asuransi jiwa, asuransi kesehatan
  • Reksa dana, Obligasi Ritel (ORI), Saham
  • Dana Pensiun (baik yang disediakan oleh perusahaan maupun membuat dana pensiun lembaga keuangan)

Pada masa ini, porsi pada produk Investasi lebih mengutamakan aspek keamanan dana dan menurunkan potensi risiko volatilitas seperti saham.
Dengan demikin diharapakan masyarakat lebih sadar untuk segera mungkin mengelola keuanganannya dengan baik. Sehingga mengurangi resiko dalam kebutuhan keuangan yang tidak terduga agar kehidupannya lebih terjamin.
Sumber : http://www.ojk.go.id

Pengelolaan Keuangan Masa Pensiun



Di awal usia pensiun, biasanya anak-anak telah menyelesaikan studinya dan telah bekerja, sehingga mereka dapat dikatakan telah mandiri secara finansial.
Hal yang perlu dipersiapkan adalah memaksimalkan/mengakumulasi dana investasi yang ada, sehingga dapat digunakan dikemudian hari untuk mendanai keperluan sehari-hari di saat kita kurang/tidak produktif.
Proteksi terhadap penyakit kritis maupun kematian juga merupakan hal yang sangat penting untuk dipersiapkan, sehingga pada masa ini kita tidak perlu membebani anak-anak atau keluarga yang lain. Pentingnya perencanaan pensiun secara dini sangat penting, sehingga diharapkan pada saat memasuki tahap masa pensiun ini tersedianya pendapatan maupun modal yang memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Apabila memungkinkan, di usia pensiun ini seseorang sudah mempunyai pendapatan dan aset yang cukup besar, serta pertumbuhannya dapat melawan besarnya tingkat inflasi.
Produk-produk investasi seperti deposito bank, reksadana dan asuransi unit link merupakan portofolio investasi yang dapat dipilih. Di usia pensiun, mereka dapat memilih instrumen investasi dengan risiko lebih rendah seperti deposito bank dan portofolio investasi berisi obligasi dan dana pasar uang dengan komposisi saham yang tidak terlalu besar (dana campuran) atau portofolio keseluruhannya berisi obligasi dan pasar uang.
Produk asuransi kesehatan diperlukan karena dengan menuanya usia seseorang, risiko penyakit kritis lebih besar ketimbang usia lebih muda. Produk asuransi kematian diperlukan untuk dapat menyediakan warisan berbentuk tunai bagi keluarga yang ditinggalkan.
Produk keuangan yang diperlukan hampir sama dengan produk keuangan pada periode sebelumnya. Maka dari itu kita bisa lebih tenang untuk melawati masa tidak produktif lagi untuk bekerja. Sehingga kita bisa melewati masa-masa tua dengan keuangan yang masih bisa diharapakan.

 Sumber : http://www.ojk.go.id

Pengelolaan Keuangan Masa Menikah



Pada tahap awal masa menikah, biasanya pendapatan masih relatif kecil namun pengeluaran seperti cicilan rumah dan kendaraan sudah diperlukan sehingga suami dan istri biasanya harus bekerja. Keinginan untuk memiliki anak menjadi prioritas bagi sebuah keluarga baru.
Pada waktu seseorang mulai meminjam uang dari bank atau memanfaatkan lembaga pembiyaan, perlu diperhatikan aturan umum yang berlaku, yaitu besaran total cicilan dari pinjaman sebaiknya tidak melebihi 30% dari total pendapatan seseorang atau keluarga.
Dalam tahap ini, proteksi asuransi jiwa juga disarankan. Ini disebabkan oleh fakta bahwa arus kas biasanya bergantung pada keduanya, istri dan suami. Sehingga apabila hal-hal yang tidak diinginkan harus terjadi pada salah satu dari mereka, maka akibatnya fatal. Dapat dibayangkan pula apabila pencari nafkah dalam keluarga baru tersebut tinggal satu. Dampak yang mungkin terjadi pada anggota keluarga yang ditinggalkan terasa jauh lebih berat.
Hal lain yang juga perlu dipikirkan adalah menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk dana di hari tua. Sebab apabila persiapan hari tua dilakukan sejak dini, maka beban penyisihan per bulan tidak terlalu berat apabila dibandingkan masa mendekati pensiun baru kita menyiapkan dana pensiun tersebut.
Pada tahap masa menikah dengan memiliki anak, banyak keputusan penting dibuat oleh suami-istri yang baru menjadi orang tua. Apakah si ibu berhenti bekerja untuk menjaga si bayi atau pengeluaran tambahan harus dikeluarkan untuk keperluan pengasuh. Apabila si ibu berhenti bekerja, ketergantungan kepada suami akan meningkat sehingga asuransi perlindungan penggantian pendapatan (income protection insurance) diperlukan.
Kebutuhan utama lainnya pada masa menikah dengan anak adalah persiapan dana pendidikan anak. Orang tua akan dihadapkan dengan tantangan berat untuk menyisihkan sebagian dari penghasilan sambil mempertahankan gaya hidup dengan pengeluaran sehari-hari yang pasti sedang tinggi-tingginya.
Produk-produk keuangan seperti tabungan, deposito bank, reksadana, dan asuransi unit link merupakan portofolio investasi yang dapat dipilih. Di usia masa menikah, mereka dapat memilih instrumen investasi dengan risiko lebih tinggi seperti deposito bank dan portofolio investasi berisi saham dalam jumlah besar, dan obligasi (dana campuran atau dana saham).
Produk asuransi kesehatan diperlukan karena dengan menuanya usia seseorang, risiko penyakit kritis lebih besar ketimbang usia lebih muda. Produk asuransi kematian diperlukan untuk dapat menyediakan warisan berbentuk tunai bagi keluarga yang ditinggalkan.
Produk keuangan yang mungkin dibutuhkan pada tahapan ini adalah :

 
Tahapan
Produk keuangan
Masa menikah/ pembentukan keluarga
  • Tabungan, deposito, kredit perbankan dan/atau pembiayaan (untuk dana pernikahan, kredit kendaraan, dll)
  • Asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi pendidikan untuk anak, unit link
  • Reksa dana ritel, Obligasi Ritel (ORI), Saham
  • Dana Pensiun (disediakan oleh perusahaan maupun membuat dana pensiun lembaga keuangan)
Masa kemapanan berkarir/penghasilan
Pada dasarnya meneruskan produk keuangan sebelumnya. Namun pada masa ini, porsi pada produk Investasi, semakin meningkat guna melipatgandakan kekayaan (saham, obligasi, Reksa Dana, maupun media investasi lainnya : properti, logam mulia, valuta asing, dll)
Oleh karena itu bagi pasangan suami istri sangat penting sekali mengkomunikasikan keuangan keluaraga, agar tidak terjadi ketimpangan ekonomi yang terkadang ini bisa menjadi ketidak harmonisan satu sama lain. Maka dari itu pengelolaan pendapatan sangatlah penting pada masa ini untuk jaminan di masa yang akan datang.

Pengelolaan Keuangan Masa Lajang



Ini merupakan tahap dimana kita mulai melepas ketergantungan dari orang tua dalam bidang finansial. Oleh karena itu, perencanaan keuangan mulai dirasakan penting pada tahap kehidupan ini.
Hal-hal penting dalam tahap ini adalah kebutuhan dana jangka pendek seperti dana menikah dan dana membeli rumah. Ini merupakan kebutuhan utama, satu tahap dimana persiapan satu lembaran baru pada kehidupan akan dimulai. Keluarga baru milik sendiri dibentuk.
Di usia muda, seseorang juga dapat mulai memilih instrumen investasi dengan risiko yang relatif lebih tinggi seperti portofolio investasi berisi saham, obligasi, dan Reksa Dana, asalkan telah memahami dengan baik potensi dan risiko berinvestasi di pasar modal.
Produk asuransi kesehatan diperlukan karena mahalnya biaya pengobatan. Produk asuransi kematian juga diperlukan untuk dapat menjaga ketersediaan dana bagi orang tua, kakak, dan adik yang secara finansial masih bergantung sekiranya terjadi sesuatu.

Produk keuangan yang mungkin dibutuhkan pada tahapan ini adalah :
 
Tahapan
Produk keuangan
Mulai bekerja, persiapan menikah
  • Tabungan, deposito, kredit perbankan dan/atau pembiayaan (untuk dana pernikahan, kredit kendaraan, dll)
  • Asuransi jiwa, asuransi kesehatan, unit link
  • Reksa dana ritel, Obligasi Ritel (ORI), Saham

Dengan adanaya pengelolaan keuangan yang teratur, pada masa ini diharapakan seseorang akan lebih bijaksana dalam menggatur keuangan untuk kebutuhannya. Karena dimasa kini gaya hidup atau life style cenderung mendukung seseorang untuk hidup konsumtif.

 Sumber : http://www.ojk.go.id