Ciwidey Lumbung Strawbery
1.
Sejarah perkebunan strawbery di Ciwidey
1.1
Awal mula tanaman strawbery di Ciwidey
Sejarah perkebunan strawbery tidak bisa lepas dari peran pusat
pengembangan pemasaran strawbery ciwidey(P3SC) anur, sebuah perusahaan dagang
milik ridwan soleh yang beralamat di jalan raya ciwidey kilometer 6 n0 180. Bermula
pada tahun 1996 ada pegawai perkebunan teh di Ciwidey yang berkebangsaan Jepang
menanam strawbery berjenis nyoho (fragaria nilgerrensisi), untuk konsumsi
sendiri. Sepulang mereka tahun 1997, mengembangkan perkebunan strwbery yang
bermula dari 5 bibit selanjutnya berkembang hingga ribuan bibit.
1.2
Pekembangan tanaman strawbery sebagai lumbung
strawbery Ciwidey
Perkembangan perkebunan strawbery yang mencapai luas lahan
tanam strawabery di ciwidey dan sekitarnya mencapai ± 200 hektar, membuat
ciwidey menjadi terkeal sebagai lumbung strawbery.
2.
Prioritaskan kualitas dan kuantitas
2.1
Jenis strawbery yang ditanam
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Genus : Fragaria
Spresies : Fragaria spp
Stroberi yang kita temukan di pasar
swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F. virgiana L. var
Duchesne asal Amerika Utara dengan F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili.
Persilangan itu menghasilkan hibrid yang merupakan stroberi modern (komersil)
Fragaria x annanassa var Duchesne. Varitas stroberi introduksi yang dapat
ditanam di Indonesia adalah Osogrande, Pajero, Selva, Ostara, Tenira, Robunda,
Bogota, Elvira, Grella dan Red Gantlet. Di Cianjur ditanam varitas Hokowaze
asal Jepang yang cepat berbuah. Petani Lembang (Bandung) yang sejak lama
menanam stroberi, menggunakan varitas lokal Benggala dan Nenas yang cocok untuk
membuat makanan olahan dari stroberi seperti jam.
2.2
Teknik penanaman yang baik
2.2.1
Iklim
1.
Tanaman
stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600-700
mm/tahun.
2.
Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan
dalam pertumbuhan adalah 8–10 jam setiap harinya.
3.
Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat
beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur 17–20
derajat C.
4.
Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman
stroberi antara 80-90%.
2.2.2
Media Tanam
1.
Jika ditanam di kebun, tanah yang dibutuhkan adalah
tanah liat berpasir, subur, gembur, mengandung banyak bahan organik, tata air dan
udara baik.
2.
Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang ideal untuk
budidaya stroberi di kebun adalah 5.4-7.0, sedangkan untuk budidaya di pot
adalah 6.5–7,0.
3.
Jika ditanam dikebun maka kedalaman air tanah yang
disyaratkan adalah 50-100 cm dari permukaan tanah. Jika ditanam di dalam pot,
media harus memiliki sifat poros, mudah merembeskan airdan unsur hara selalu
tersedia.
2.2.3
Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah
1.000-1.500 meter dpl.
2.3
Pengurusan saat panen
2.3.1
Ciri dan Umur Panen
a.
Buah sudah agak kenyal dan agak empuk.
b.
Kulit buah didominasi warna merah: hijau kemerahan
hingga kuning kemerahan.
c.
Buah berumur 2 minggu sejak pembungaan atau 10 hari
setelah awal pembentukan buah.
2.3.2
Cara Panen
Panen dilakukan dengan menggunting bagian tangkai bunga dengan
kelopaknya. Panen dilakukan dua kali seminggu.
2.4
Pengurusan pasca panen
a.
Pengumpulan : Buah disimpan dalam suatu wadah dengan
hati-hati agar tidak memar, simpan di tempat teduh atau dibawa langsung ke
tempat penampungan hasil. Hamparkan buah di atas lantai beralas terpal/plastik.
Cuci buah dengan air mengalir dan tiriskan di atas rak-rak penyimpanan.
b.
Penyortiran dan Penggolongan : Pisahkan buah yang
rusak dari buah yang baik. Penyortiran buah berdasarkan pada varietas, warna,
ukuran dan bentuk buah. Terdapat 3 kelas kualitas buah yaitu:
·
Kelas Ekstra: (1) buah berukuran 20-30 mm atau
tergantung spesies; (2) warna dan kematangan buah seragam.
·
Kelas I: (1) buah berukuran 15-25 mm atau tergantung
spesies; (2) bentuk dan warna buah bervariasi.
·
Kelas II: (1) tidak ada batasan ukuran buah; (2) sisa
seleksi kelas ekstra dan kelas I yang masih dalam keadaan baik.
c.
Pengemasan dan Penyimpanan : Buah dikemas di dalam
wadah plastik transparan atau putih kapasitas 0,25-0,5 kg dan ditutup dengan
plastik lembar polietilen. Penyimpanan dilakukan di rak dalam lemari pendingin
0-1 derajat C.
3.
Manfaat dan Budidaya
3.1
Manfaat
Buah stroberi dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar
atau olahannya. Produk makanan yang terbuat dari stroberi telah banyak dikenal
misalnya sirup, jam, ataupun stup (compote) stroberi.
3.2
Budidaya
3.2.1
Pembibitan
Stroberi diperbanyak dengan biji dan bibit vegetatif (anakan dan stolon
atau akar sulur). Adapun kebutuhan bibit per hektar antara 40.000-83.350.
1.
Perbanyakan dengan biji
a.
Benih dibeli dari toko pertanian, rendam benih di
dalam air selama 15 menit lalu keringanginkan.
b.
Kotak persemaian berupa kotak kayu atau plastik, diisi
dengan media berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang (kompos) halus yang
bersih (1:1:1). Benih disemaikan merata di atas media dan tutup dengan tanah
tipis. Kotak semai ditutup dengan plastik atau kaca bening dan disimpan pada
temperatur18-20 derajat C.
c.
Persemaian disiram setiap hari, setelah bibit berdaun
dua helai siap dipindahtanam ke bedeng sapih dengan jarak antar bibit 2-3 cm.
Media tanam bedeng sapih sama dengan media persemaian. Bedengan dinaungi dengan
plastik bening. Selama di dalam bedengan, bibit diberi pupuk daun. Setelah
berukuran 10 cm dan tanaman telah merumpun, bibit dipindahkan ke kebun.
2. Bibit vegetatif untuk budidaya stroberi di kebun Tanaman induk yang dipilih
harus berumur 1-2 tahun, sehat dan produktif. Penyiapan bibit anakan dan stolon
adalah sebagai berikut:
- Bibit anakan : Rumpun dibongkar dengan cangkul, tanaman induk dibagi menjadi beberapa bagian yang sedikitnya mengandung 1 anakan. Setiap anakan ditanam dalam polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang halis (1:1:1), simpan di bedeng persemaian beratap plastik.
- Bibit stolon : Rumpun yang dipilih telah memiliki akar sulur pertama dan kedua. Kedua akar sulur ini dipotong. Bibit ditanam di dalam atau polibag 18 x 15 cm berisi campuran tanah, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Setelah tingginya 10 cm dan berdaun rimbun, bibit siap dipindahkan ke kebun.
3. Bibit untuk budidaya stroberi di
polibag : Pembibitan dari benih atau anakan/stolon dilakukan dengan cara yang
sama, tetapi media tanam berupa campuran gabah padi dan pupuk kandang (2:1).
Setelah bibit di persemaian berdaun dua atau bibit dari anakan/stolon di
polibag kecil (18 x15) siap pindah, bibit dipindahkan ke polibag besar ukuran
30 x 20 cm berisi media yang sama. Di polibag ini bibit dipelihara sampai menghasilkan.
3.2.2
Pengolahan media tanam
1.
Budidaya di Kebun Tanpa Mulsa Plastik
a.
Di awal musim hujan, lahan diolah dengan baik sedalam
30-40 cm.
b.
Keringanginkan selama 15-30 hari.
c.
Buat bedengan: lebar 80 x 100 cm, tinggi 30-40 cm,
panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 40 x 60 cm atau guludan:
lebar 40 x 60 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak
antar guludan 40 x 60 cm.
d.
Taburkan 20-30 ton/ha pupuk kandang/kompos secara
merata di permukaan bedengan/ guludan.
e.
Biarkan bedengan/guludan selama 15 hari. f) Buat
lubang tanam dengan jarak 40 x 30 cm, 50 x 50 cm atau 50 x 40 cm.
2.
Budidaya di Kebun Dengan Mulsa Plastik.
a.
Di awal musim hujan, lahan diolah dengan baik dan
keringanginkan 15-30 hari.
b.
Buatlah bedengan: lebar 80 x 120 cm, tinggi 30-40 cm,
panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 60 cm atau guludan:
lebar bawah 60 cm, lebar atas 40 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan
dengan lahan, jarak antar bedengan 60 cm.
c.
Keringanginkan 15 hari.
d.
Taburkan dan campurkan dengan tanah bedengan/guludan
200 kg urea, 250 kg SP-36 dan 100 kg/ha KCl.
e.
Siram hingga lembab.
f.
Pasang mulsa plastik hitam atau hitam perak menutupi
bedengan/guludan dan kuatkan ujung-ujungnya dengan bantuan bambu berbentuk U.
g.
Buat lubang di atas plastik seukuran alas kaleng bekas
susu kental manis. Jarak antar lubang dalam barisan 30, 40 atau 50 cm, sehingga
jarak tanam menjadi 40 x 30, 50 x 50 atau 50 x 40 cm.
h.
Buat lubang tanam di atas lubang mulsa tadi.
3.
Pengapuran : Bila tanah masam, 2-4 ton/ha kapur kalsit/dolomit
ditebarkan di atas bedengan/guludan lalu dicampur merata. Pengapuran dilakukan
segera setelah bedengan/guludan selesai dibuat.
4.
Hama dan Penyakit
4.1
Hama
1.
Kutu daun
(Chaetosiphon fragaefolii)
o
Kutu berwarna kuning-kuning kemerahan, kecil (1-2 mm),
hidup bergerombol di permukaan bawah daun.
o
Gejala: pucuk/daun keriput, keriting, pembentukan
bunga/buah terhambat.
o
Pengendalian: dengan insektisida Fastac 15 EC dan
Confidor 200 LC.
2.
Tungau (Tetranychus sp. dan Tarsonemus sp.)
o
Tungau berukuran sangat kecil, betina berbentuk oval,
jantan berbentuk agak segi tiga dan telur kemerah-merahan.
o
Gejala: daun berbercak kuning sampai coklat, keriting,
mengering dan gugur.
o
Pengendalian: dengan insektisida Omite 570 EC, Mitac
200 EC atau Agrimec 18 EC.
3.
Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang
penggerek akar (Otiorhynchus rugosostriatus) dan kumbang penggerek batang (O.
sulcatus).
o
Gejala: di bagian tanaman yang digerek terdapat
tepung.
o
Pengendalian: dengan insektisida Decis 2,5 EC,
Perfekthion 400 EC atau Curacron 500 EC pada waktu menjelang fase berbunga.
4.
Kutu putih (Pseudococcus sp.)
o
Gejala: bagian tanaman yang tertutupi kutu putih akan
menjadi abnormal.
o
Pengendalian: kimia dengan insektisida Perfekthion 400
EC atau Decis 2,5 EC.
5.
Nematoda (Aphelenchoides fragariae atau A.
ritzemabosi)
o
Hidup di pangkal batang bahkan sampai pucuk tanaman.
o
Gejala: tanaman tumbuh kerdil, tangkai daun kurus dan
kurang berbulu.
o
Pengendalian: dengan nematisida Trimaton 370 AS, Rugby
10 G atau Nemacur 10 G.
4.2
Penyakit
1.
Kapang kelabu (Botrytis cinerea)
o
Gejala: bagian buah membusuk dan berwarna coklat lalu
mengering.
o
Pengendalian: dengan fungisida Benlate atau Grosid 50
SD.
2.
Busuk buah matang (Colletotrichum fragariae Brooks)
o
Gejala: bah masak menjadi kebasah-basahan berwarna
coklat muda dan buah dipenuhi massa spora berwarna merah jambu.
o
Pengendalian: dengan fungisida berbahan aktif tembaga
seperti Kocide 80 AS, Funguran 82 WP, Cupravit OB 21.
3.
Busuk rizopus (Rhizopus stolonifer).
o
Gejala:
1.
buah busuk, berair, berwarna coklat muda dan bila
ditekan akan mengeluarkan cairan keruh;
2.
di tempat penyimpanan, buah yang terinfeksi akan
tertutup miselium jamur berwarna putih dan spora hitam.
o
Pengendalian: membuang buah yang sakit, pasca panen
yang baik dan budidaya dengan mulsa plastik.
4.
Empulur merah (Phytophthora fragariae Hickman)
o
Gejala: jamur menyerang akar sehingga tanaman tumbuh
kerdil, daun tidak segar, kadang-kadang layu terutama siang hari.
5.
Embun tepung (Sphaetotheca mascularis atau Uncinula
necator).
o
Gejala: bagian yang terserang, terutama daun, tertutup
lapisan putih tipis seperti tepung, bunga akan mengering dan gugur.
o
Pengendalian: dengan fungisida Benlate atau Rubigan
120 EC.
6.
Daun gosong (Diplocarpon earliana atau Marssonina
fragariae)
o
Gejala: Daun berbercak bulat telur sampai bersudut
tidak teratur, berwarna ungu tua.
o
Pengendalian kimia dengan fungisida Dithane M-45 atau
Antracol 70 WP.
7.
Bercak daun
o
Penyebab :
1.
Ramularia tulasnii atau Mycosphaerella fragariae,
§
Gejala: bercak kecil ungu tua pada daun. Pusat bercak
berwarna coklat yang akan berubah menjadi putih;
2.
Pestalotiopsis disseminata,
§
Gejala: bercak bulat pada daun. Pusat bercak berwarna
coklat fua dikelilingi bagian tepi berwarna coklat kemerahan atau kekuningan,
daun mudah gugur;
3.
Rhizoctonia solani,
§
Gejala : bercak coklat-hitam besar pada daun.
§
Pengendalian kimia dengan fungisida bahan aktif
tembaga seperti Funguran 82 WP, Kocide 77 WP atau Cupravit OB 21.
8.
Busuk daun (Phomopsis obscurans).
o
Gejala: noda bula berwarna abu-abu dikelilingi warna
merah ungu, kemudian noda membentuk luka mirip huruf V.
o
Pengendalian: dengan Dithane M-45, Antracol 70 WP atau
Daconil 75 WP.
9.
Layu vertisillium (Verticillium dahliae)
o
Gejala: daun terinfeksi berwarna kekuning-kuningan
hingga coklat, layu dan tanaman mati.
o
Pengendalian: melalui fumigasi gas dengan Basamid-G.
10. Virus
o
Ditularkan melalui serangga aphids atau tungau.
o
Gejala: terjadi perubahan warna daun dari hijau
menjadi kuning (khlorosis) sepanjang tulang daun atau totol-totol (motle), daun
jadi keriput, kaku, tanaman kerdil.
o
Pengendalian: menggunakan bibit bebas virus,
menghancurkan tanaman terserang, menyemprot pestisida untuk mengendalikan
serangga pembawa virus. Pencegahan hama dan penyakit umumnya dapat dilakukan
dengan menjaga kebersihan kebun/tanaman, menanam secara serempak (untuk memutus
siklus hidup), menanam bibit yang sehat, memberikan pupuk sesuai anjuran
sehingga tanaman tumbuh sehat, melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman
bukan keluarga Rosaceae dan memangkas bagian tanaman/mencabut tanaman yang
sakit. Membudidayakan stroberi dengan mulsa plastik juga akan menekan
pertumbuhan hama/penyakit. Khusus untuk penyakit, perbaikan drainase biasanya
dapat menurunkan serangan.
Sumber :
www.syifatun.blogspot.com
Majalah pengusaha muslim edisi 20. vol 2/ September 2011
www.syifatun.blogspot.com
Majalah pengusaha muslim edisi 20. vol 2/ September 2011
Tidak ada komentar :
Posting Komentar