1.
Kemala
Hayati
Kemala
hayati atau Malahayati adalah seorang laksamana laut yang sangat terkenal.
Diusia yang belia, Malahayati menjabat Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima
Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin
Riyat Syah IV. Tugas beliau memimpin 2000 pasukan Inong Balee (Janda-janda
pahlawan) berperang melawan penjajah. Inong Balee dilengkapi ratusan kapal dan
sangat ditakuti pada masanya. Pada tahun 1599, Malahayati memimpin penyerangan
benteng dan kapal milik belanda. Beliau juga ternyata ahli menyusun kodifikasi
kamus Bahasa Melayu.
2.
Nyi
Ageng Serang
Nyi
Ageng Serang atau Raden Ajeng Kustiyah Retna Edi, adalah bungsu Bupati Serang,
Panembahan Natapraja. Walau bangsawan Nyi Ageng tidak pernah sombong dan dekat
dengan Rakyat. Semangatnya bangkit membela rakyat dipicu kematian kakaknya saat
membela Pangeran Mangkubumi melawan Paku Buwana I yang bersekutu Belanda.
Pada
perang Diponogoro 1825, suami Nyi Ageng tewas. Karenanya semangat juangnya
semakin besar. Bahkan diusia 73 tahun, beliau dipercaya memimpin pasukan
pembawa Panji”Gula Kelapa” di Jawa Tengah.
3.
Roehanna
Koeddoes
Roehanna
lahir di Kotogadang, 20 Desember 1884. Kala itu, Ayah Roehanna merupakan ahli
menulis dan pegawai pemerintah yang disegani masyarakat. Roehanna tumbuh
sebagai anak yang cerdas dan serab berkecukupan. Ketika 8 tahun Roehanna lancar
baca tulis bahasa Arab, Latin, Arab Melayu, Melayu, dan Belanda. Tahun 1908, Roehanna
menikah dengan penulis surat kabar, Abdul Koeddoes. Dan dengan bantuan suaminya,
10 Juli 1912, Roehanna merintis surat kabar khusus perempuan “Soenting Malajoe”.
Dalam surat kabar itu beliau aktif menyuarakan
kepeduliannya terhadap perempuan. Roehanna merupakan wartawati dan pemimpin
redaksi Surat Kabar Perempuan pertama di Indonesia.
4.
Siti
Mangopoh
Siti
Mangopoh adalah pejuang wanita yang melakukan perlawanan terhadap kebijakan
ekonomi pajak uang (belasting) Belanda (1908). Siti dan pasukannya berhasil
megalahkan 5 serdadu Belanda. Walau berperang, Siti tidak pernah menelantarkan
anaknya. Ia sering merasa dilematis dikarnakan anak-anak beliau masih menyusu,
namun beliau tetap berperang tanpa menelantarkan anak-anaknya.
5.
Nyi
Ahmad Dahlan
Nyi
ahmad Dahlan atau Siti Walidah adalah aktivis Islam yang sangat berjasa. Beliau
puteri Kyai Haji Muhammmad Fadli, Penghulu Keraton Nyayogyakarto Hadiningrat
(nama kota Yogyakarta waktu itu). Nyi tumbuh dilingkungan beragama dan akrab
dengan para tokoh penting. Seperti
Jendral Sudirman, Bung Tomo, Bung Karno, Kyai Haji Mas Mansyur dll.
Beliau
adalah pencetus “Catur Pusat” yaitu pendidikan di emapt pusat (keluarga,
sekolah, masyarakat dan tempat ibadah). Dari gagasan tersebut maka berdirilah
sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah.
6.
Rasuna
Said
Banyak
yang mengira beliau itu laki-laki, padahal perempuan Hajjah Rangkayo (H.R)
Rasuna Said lahir di maninjau, Sumatra Barat, 14 September 1910. Pada jaman penjajahan
Jepang, Rasuna mendirikan organisasi pemuda Nippon Raya. Dalamorganisasi itu,
ia meggembleng pemuda Indonesia berjuang demi kemerdekaan. Tidak Cuma itu,
Rasuna aktif mengelola Majalah Manara Putri. Rasuna pernah menjabat Dewan
Perwakilan Sumatera (Sumatra Barat). Setelah Proklamasi Kemerdekaan, ia
diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Aung sejak 1959 sampai belaiau
wafat.
sumber : My school edisi 03 april 2009
Tidak ada komentar :
Posting Komentar