Minggu, 10 November 2013

Pahlawan Wanita Indonesia

Pahlawan Wanita Indonesia

1.      Kemala Hayati
Kemala hayati atau Malahayati adalah seorang laksamana laut yang sangat terkenal. Diusia yang belia, Malahayati menjabat Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riyat Syah IV. Tugas beliau memimpin 2000 pasukan Inong Balee (Janda-janda pahlawan) berperang melawan penjajah. Inong Balee dilengkapi ratusan kapal dan sangat ditakuti pada masanya. Pada tahun 1599, Malahayati memimpin penyerangan benteng dan kapal milik belanda. Beliau juga ternyata ahli menyusun kodifikasi kamus Bahasa Melayu.
2.      Nyi Ageng Serang
Nyi Ageng Serang atau Raden Ajeng Kustiyah Retna Edi, adalah bungsu Bupati Serang, Panembahan Natapraja. Walau bangsawan Nyi Ageng tidak pernah sombong dan dekat dengan Rakyat. Semangatnya bangkit membela rakyat dipicu kematian kakaknya saat membela Pangeran Mangkubumi melawan Paku Buwana I yang bersekutu Belanda.
Pada perang Diponogoro 1825, suami Nyi Ageng tewas. Karenanya semangat juangnya semakin besar. Bahkan diusia 73 tahun, beliau dipercaya memimpin pasukan pembawa Panji”Gula Kelapa” di Jawa Tengah.
3.      Roehanna Koeddoes
Roehanna lahir di Kotogadang, 20 Desember 1884. Kala itu, Ayah Roehanna merupakan ahli menulis dan pegawai pemerintah yang disegani masyarakat. Roehanna tumbuh sebagai anak yang cerdas dan serab berkecukupan. Ketika 8 tahun Roehanna lancar baca tulis bahasa Arab, Latin, Arab Melayu, Melayu, dan Belanda. Tahun 1908, Roehanna menikah dengan penulis surat kabar, Abdul Koeddoes. Dan dengan bantuan suaminya, 10 Juli 1912, Roehanna merintis surat kabar khusus perempuan “Soenting Malajoe”.  Dalam surat kabar itu beliau aktif menyuarakan kepeduliannya terhadap perempuan. Roehanna merupakan wartawati dan pemimpin redaksi Surat Kabar Perempuan pertama di Indonesia.
4.      Siti Mangopoh
Siti Mangopoh adalah pejuang wanita yang melakukan perlawanan terhadap kebijakan ekonomi pajak uang (belasting) Belanda (1908). Siti dan pasukannya berhasil megalahkan 5 serdadu Belanda. Walau berperang, Siti tidak pernah menelantarkan anaknya. Ia sering merasa dilematis dikarnakan anak-anak beliau masih menyusu, namun beliau tetap berperang tanpa menelantarkan anak-anaknya.
5.      Nyi Ahmad Dahlan
Nyi ahmad Dahlan atau Siti Walidah adalah aktivis Islam yang sangat berjasa. Beliau puteri Kyai Haji Muhammmad Fadli, Penghulu Keraton Nyayogyakarto Hadiningrat (nama kota Yogyakarta waktu itu). Nyi tumbuh dilingkungan beragama dan akrab dengan para tokoh penting.  Seperti Jendral Sudirman, Bung Tomo, Bung Karno, Kyai Haji Mas Mansyur dll.
Beliau adalah pencetus “Catur Pusat” yaitu pendidikan di emapt pusat (keluarga, sekolah, masyarakat dan tempat ibadah). Dari gagasan tersebut maka berdirilah sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah.
6.      Rasuna Said
Banyak yang mengira beliau itu laki-laki, padahal perempuan Hajjah Rangkayo (H.R) Rasuna Said lahir di maninjau, Sumatra Barat, 14 September 1910. Pada jaman penjajahan Jepang, Rasuna mendirikan organisasi pemuda Nippon Raya. Dalamorganisasi itu, ia meggembleng pemuda Indonesia berjuang demi kemerdekaan. Tidak Cuma itu, Rasuna aktif mengelola Majalah Manara Putri. Rasuna pernah menjabat Dewan Perwakilan Sumatera (Sumatra Barat). Setelah Proklamasi Kemerdekaan, ia diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Aung sejak 1959 sampai belaiau wafat. 
 
sumber : My school edisi 03 april 2009

Tidak ada komentar :

Posting Komentar