Pada tahap
awal masa menikah, biasanya pendapatan masih relatif kecil namun pengeluaran
seperti cicilan rumah dan kendaraan sudah diperlukan sehingga suami dan istri
biasanya harus bekerja. Keinginan untuk memiliki anak menjadi prioritas bagi
sebuah keluarga baru.
Pada waktu
seseorang mulai meminjam uang dari bank atau memanfaatkan lembaga pembiyaan,
perlu diperhatikan aturan umum yang berlaku, yaitu besaran total cicilan dari
pinjaman sebaiknya tidak melebihi 30% dari total pendapatan seseorang atau
keluarga.
Dalam tahap
ini, proteksi asuransi jiwa juga disarankan. Ini disebabkan oleh fakta bahwa
arus kas biasanya bergantung pada keduanya, istri dan suami. Sehingga apabila
hal-hal yang tidak diinginkan harus terjadi pada salah satu dari mereka, maka
akibatnya fatal. Dapat dibayangkan pula apabila pencari nafkah dalam keluarga
baru tersebut tinggal satu. Dampak yang mungkin terjadi pada anggota keluarga
yang ditinggalkan terasa jauh lebih berat.
Hal lain
yang juga perlu dipikirkan adalah menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk
dana di hari tua. Sebab apabila persiapan hari tua dilakukan sejak dini, maka
beban penyisihan per bulan tidak terlalu berat apabila dibandingkan masa
mendekati pensiun baru kita menyiapkan dana pensiun tersebut.
Pada tahap
masa menikah dengan memiliki anak, banyak keputusan penting dibuat oleh
suami-istri yang baru menjadi orang tua. Apakah si ibu berhenti bekerja untuk
menjaga si bayi atau pengeluaran tambahan harus dikeluarkan untuk keperluan
pengasuh. Apabila si ibu berhenti bekerja, ketergantungan kepada suami akan
meningkat sehingga asuransi perlindungan penggantian pendapatan (income
protection insurance)
diperlukan.
Kebutuhan utama
lainnya pada masa menikah dengan anak adalah persiapan dana pendidikan anak.
Orang tua akan dihadapkan dengan tantangan berat untuk menyisihkan sebagian
dari penghasilan sambil mempertahankan gaya hidup dengan pengeluaran
sehari-hari yang pasti sedang tinggi-tingginya.
Produk-produk
keuangan seperti tabungan, deposito bank, reksadana, dan asuransi unit link
merupakan portofolio investasi yang dapat dipilih. Di usia masa menikah, mereka
dapat memilih instrumen investasi dengan risiko lebih tinggi seperti deposito
bank dan portofolio investasi berisi saham dalam jumlah besar, dan obligasi
(dana campuran atau dana saham).
Produk
asuransi kesehatan diperlukan karena dengan menuanya usia seseorang, risiko
penyakit kritis lebih besar ketimbang usia lebih muda. Produk asuransi kematian
diperlukan untuk dapat menyediakan warisan berbentuk tunai bagi keluarga yang
ditinggalkan.
Produk
keuangan yang mungkin dibutuhkan pada tahapan ini adalah :
Tahapan
|
Produk
keuangan
|
Masa
menikah/ pembentukan keluarga
|
- Tabungan,
deposito, kredit perbankan dan/atau pembiayaan (untuk dana pernikahan,
kredit kendaraan, dll)
- Asuransi
jiwa, asuransi kesehatan, asuransi pendidikan untuk anak, unit link
- Reksa
dana ritel, Obligasi Ritel (ORI), Saham
- Dana
Pensiun (disediakan oleh perusahaan maupun membuat dana pensiun lembaga
keuangan)
|
Masa
kemapanan berkarir/penghasilan
|
Pada
dasarnya meneruskan produk keuangan sebelumnya. Namun pada masa ini, porsi
pada produk Investasi, semakin meningkat guna melipatgandakan kekayaan
(saham, obligasi, Reksa Dana, maupun media investasi lainnya : properti,
logam mulia, valuta asing, dll)
|
Oleh karena
itu bagi pasangan suami istri sangat penting sekali mengkomunikasikan keuangan
keluaraga, agar tidak terjadi ketimpangan ekonomi yang terkadang ini bisa
menjadi ketidak harmonisan satu sama lain. Maka dari itu pengelolaan pendapatan
sangatlah penting pada masa ini untuk jaminan di masa yang akan datang.