Minggu, 29 Desember 2013

Pengelolaan Keuangan Masa Menikah



Pada tahap awal masa menikah, biasanya pendapatan masih relatif kecil namun pengeluaran seperti cicilan rumah dan kendaraan sudah diperlukan sehingga suami dan istri biasanya harus bekerja. Keinginan untuk memiliki anak menjadi prioritas bagi sebuah keluarga baru.
Pada waktu seseorang mulai meminjam uang dari bank atau memanfaatkan lembaga pembiyaan, perlu diperhatikan aturan umum yang berlaku, yaitu besaran total cicilan dari pinjaman sebaiknya tidak melebihi 30% dari total pendapatan seseorang atau keluarga.
Dalam tahap ini, proteksi asuransi jiwa juga disarankan. Ini disebabkan oleh fakta bahwa arus kas biasanya bergantung pada keduanya, istri dan suami. Sehingga apabila hal-hal yang tidak diinginkan harus terjadi pada salah satu dari mereka, maka akibatnya fatal. Dapat dibayangkan pula apabila pencari nafkah dalam keluarga baru tersebut tinggal satu. Dampak yang mungkin terjadi pada anggota keluarga yang ditinggalkan terasa jauh lebih berat.
Hal lain yang juga perlu dipikirkan adalah menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk dana di hari tua. Sebab apabila persiapan hari tua dilakukan sejak dini, maka beban penyisihan per bulan tidak terlalu berat apabila dibandingkan masa mendekati pensiun baru kita menyiapkan dana pensiun tersebut.
Pada tahap masa menikah dengan memiliki anak, banyak keputusan penting dibuat oleh suami-istri yang baru menjadi orang tua. Apakah si ibu berhenti bekerja untuk menjaga si bayi atau pengeluaran tambahan harus dikeluarkan untuk keperluan pengasuh. Apabila si ibu berhenti bekerja, ketergantungan kepada suami akan meningkat sehingga asuransi perlindungan penggantian pendapatan (income protection insurance) diperlukan.
Kebutuhan utama lainnya pada masa menikah dengan anak adalah persiapan dana pendidikan anak. Orang tua akan dihadapkan dengan tantangan berat untuk menyisihkan sebagian dari penghasilan sambil mempertahankan gaya hidup dengan pengeluaran sehari-hari yang pasti sedang tinggi-tingginya.
Produk-produk keuangan seperti tabungan, deposito bank, reksadana, dan asuransi unit link merupakan portofolio investasi yang dapat dipilih. Di usia masa menikah, mereka dapat memilih instrumen investasi dengan risiko lebih tinggi seperti deposito bank dan portofolio investasi berisi saham dalam jumlah besar, dan obligasi (dana campuran atau dana saham).
Produk asuransi kesehatan diperlukan karena dengan menuanya usia seseorang, risiko penyakit kritis lebih besar ketimbang usia lebih muda. Produk asuransi kematian diperlukan untuk dapat menyediakan warisan berbentuk tunai bagi keluarga yang ditinggalkan.
Produk keuangan yang mungkin dibutuhkan pada tahapan ini adalah :

 
Tahapan
Produk keuangan
Masa menikah/ pembentukan keluarga
  • Tabungan, deposito, kredit perbankan dan/atau pembiayaan (untuk dana pernikahan, kredit kendaraan, dll)
  • Asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi pendidikan untuk anak, unit link
  • Reksa dana ritel, Obligasi Ritel (ORI), Saham
  • Dana Pensiun (disediakan oleh perusahaan maupun membuat dana pensiun lembaga keuangan)
Masa kemapanan berkarir/penghasilan
Pada dasarnya meneruskan produk keuangan sebelumnya. Namun pada masa ini, porsi pada produk Investasi, semakin meningkat guna melipatgandakan kekayaan (saham, obligasi, Reksa Dana, maupun media investasi lainnya : properti, logam mulia, valuta asing, dll)
Oleh karena itu bagi pasangan suami istri sangat penting sekali mengkomunikasikan keuangan keluaraga, agar tidak terjadi ketimpangan ekonomi yang terkadang ini bisa menjadi ketidak harmonisan satu sama lain. Maka dari itu pengelolaan pendapatan sangatlah penting pada masa ini untuk jaminan di masa yang akan datang.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar